Rabu, 13 Juni 2012
Sepatu Dahlan
Mata berkunang-kunang, keringat bercucuran, lutut gemetaran, telinga mendenging-denging... Siksaan lapar ini memang tak asing, tetapi masih saja berhasil mengusikku. Sungguh, aku butuh tidur, sejenak pun bolehlah. Supaya lapar ini terlupakan...
Kehidupan mendidik Dahlan kecil dengan keras. Baginya, rasa perih karena lapar adalah sahabat baik yang enggan pergi. Luka di kakinya menjadi bukti perjuangan dalam menjalani hidup. Dia harus berjalan puluhan kilometer untuk bersekolah tanpa alas kaki. Sepulang sekolah banyak pekerjaan yang harus dilakoninya demi sesuap tiwul, mulai dari nguli nyeset, nguli nandur sampai melatih tim voli anak-anak juragan tebu.
Dan di usia mudanya, Dahlan sudah banyak merasakan kehilangan. Buku catatan hariannya pun dipenuhi curahan kegalauan hati yang selalu dia alami. Setiap kali terpuruk seringkali dia berkata pada dirinya sendiri, hidup, bagi orang miskin sepertiku, harus dijalani apa adanya. Didikan keras sang Ayah dan kakak-kakak tercintanya serta senyum sang Ibu, selalu bisa membuatnya bertahan dan terus berjuang dalam hidup. Selain itu, di atas segala luka dan kesedihan yang dialaminya dia punya dua cita-cita besar yang membuatnya semakin bekerja keras: sepatu dan sepeda.
***
"Kisah dalam novel ini terinspirasi oleh sebuah kisah nyata. Setiap kisah nyata yang bercerita tentang perjuangan untuk menggapai kehidupan yang lebih baik, selalu menarik untuk dibaca. Kisah di buku ini membangkitkan semangat setiap orang yang membacanya karena berisi pesan moral yang sangat kuat. Salah satunya, setiap orang berhak atas keberhasilan dalam hidupnya. Tidak peduli dia lahir dari keluarga miskin."
—Andy F. Noya, Host Kick Andy
"Dahlan Iskan adalah contoh nyata seorang Authentic Leader, selalu bersikap dan bertindak apa adanya. Dia mengajar dengan hati dan perbuatan serta mampu mendobrak kekakuan birokrasi yang selama ini membelenggu. Buku ini membuat kita paham akan apa yang membuat sosoknya menjadi demikian istimewa."
—Ary Ginanjar Agustian, Pendiri ESQ Leadership Center
"Ini jenis buku yang bikin candu. Sekali menyibak halaman pertama, saya tak mampu berhenti membalik halaman sampai tamat. Candu itu adalah isi cerita dan cara bercerita kuat. Hikayat manusia-manusia sederhana dengan tekad luar biasa ini membekas dalam hati. Bahwa bagi yang percaya dan berusaha, impian bisa jadi kenyataan yang berlipat-lipat, jauh dari nalar manusiawi kita. Karena Tuhan sungguh Maha Mendengar. Man jadda wajada."
—Ahmad Fuadi, penulis novel bestseller Negeri Lima Menara
Dan di usia mudanya, Dahlan sudah banyak merasakan kehilangan. Buku catatan hariannya pun dipenuhi curahan kegalauan hati yang selalu dia alami. Setiap kali terpuruk seringkali dia berkata pada dirinya sendiri, hidup, bagi orang miskin sepertiku, harus dijalani apa adanya. Didikan keras sang Ayah dan kakak-kakak tercintanya serta senyum sang Ibu, selalu bisa membuatnya bertahan dan terus berjuang dalam hidup. Selain itu, di atas segala luka dan kesedihan yang dialaminya dia punya dua cita-cita besar yang membuatnya semakin bekerja keras: sepatu dan sepeda.
***
"Kisah dalam novel ini terinspirasi oleh sebuah kisah nyata. Setiap kisah nyata yang bercerita tentang perjuangan untuk menggapai kehidupan yang lebih baik, selalu menarik untuk dibaca. Kisah di buku ini membangkitkan semangat setiap orang yang membacanya karena berisi pesan moral yang sangat kuat. Salah satunya, setiap orang berhak atas keberhasilan dalam hidupnya. Tidak peduli dia lahir dari keluarga miskin."
—Andy F. Noya, Host Kick Andy
"Dahlan Iskan adalah contoh nyata seorang Authentic Leader, selalu bersikap dan bertindak apa adanya. Dia mengajar dengan hati dan perbuatan serta mampu mendobrak kekakuan birokrasi yang selama ini membelenggu. Buku ini membuat kita paham akan apa yang membuat sosoknya menjadi demikian istimewa."
—Ary Ginanjar Agustian, Pendiri ESQ Leadership Center
"Ini jenis buku yang bikin candu. Sekali menyibak halaman pertama, saya tak mampu berhenti membalik halaman sampai tamat. Candu itu adalah isi cerita dan cara bercerita kuat. Hikayat manusia-manusia sederhana dengan tekad luar biasa ini membekas dalam hati. Bahwa bagi yang percaya dan berusaha, impian bisa jadi kenyataan yang berlipat-lipat, jauh dari nalar manusiawi kita. Karena Tuhan sungguh Maha Mendengar. Man jadda wajada."
—Ahmad Fuadi, penulis novel bestseller Negeri Lima Menara
note : saya uda beli, harganya di gramedia Rp 62,500, kalo di UranusSurabaya sekitar 55an
lumayan bagus ceritanya, walaupun saya belum abis bacanya
Archives
-
▼
2012
(292)
-
▼
Juni
(143)
-
▼
Jun 13
(17)
- Mobil Dua Roda yang Bisa Jaga Keseimbangan
- Ciri-ciri Pegawai yang Tidak Disukai Bos
- Lima Tanda Anda Akan Dipecat
- Tujuh Kebiasaan Istri yang Membuat Suami Kesal
- 10 Hal yang Diinginkan Pria dari Pasangannya
- 5 Hal yang Tak Bisa Diubah dari Pria
- 10 Tipe Pria yang dihindari Wanita
- Prometheus (2012)
- Zyrex Cruiser LW5825
- LG Optimus L7
- PlayStation Vita
- Buku seni Vespa Indonesia diluncurkan di Zurich
- Pianis Muda Indonesia Ukir Rekor Dunia di Sydney O...
- 8 Hotel dengan Tarif Puluhan Juta Per Malam Di Ind...
- Tarsius tumpara, Primata Imut asli INDONESIA yang ...
- Si Cacing dan Kotorannya The Series
- Sepatu Dahlan
-
▼
Jun 13
(17)
-
▼
Juni
(143)