Jumat, 23 November 2012
3 'Hal Tabu' yang Ternyata Bisa Perbaiki Kehidupan Pernikahan
Saat dua orang menjadi satu melalui pernikahan, tidak selamanya kehidupan yang ditempuh akan mulus. Perbedaan yang ada dalam masing-masing pribadi seringkali menjadi masalah.
Pasangan suami-istri biasanya selalu melakukan kegiatan bersama-sama, walau sebenarnya hal tersebut tidak terlalu menyenangkan bagi salah satu pihak. Menurut terapis keluarga dan pasangan Joan Stafford, tidak ada 'benar' atau 'salah' dalam sebuah hubungan.
Stafford menyarankan, ada baiknya jika pasangan mencari tahu apa yang menjadi kebutuhan mereka masing-masing. Berikut adalah tiga hal tabu atau yang jarang dilakukan oleh pasangan 'tradisional' yang tenyata bisa memperbaiki serta meningkatkan keharmonisan kehidupan pernikahan, seperti dilansir dari Canadian Living.
1. Berlibur Sendiri-Sendiri
Selain bisa menimbulkan rasa rindu kepada pasangan, terpisah dari suami untuk sesaat juga memberikan waktu bagi masing-masing pihak untuk memperbaiki diri sendiri dan lebih bertanggung jawab. Menurut Stafford, pasangan suami-istri tidak harus selalu menghabiskan waktu lama bersama-sama, melainkan harus mengerti kebutuhan masing-masing yang berbeda.
Bagi pasangan yang memiliki keterbatasan waktu dan keuangan untuk melakukan liburan terpisah, Stafford menyarankan untuk melakukan liburan yang tidak menghabiskan banyak uang dan berjangka waktu singkat. Menurutnya, yang terpenting adalah kompromi dan kesepakatan yang sudah dicapai kedua belah pihak sebelum memutuskan untuk berlibur sendiri-sendiri.
2. Menghabiskan Uang
Masalah keuangan seperti pembatasan bujet berbelanja tidak jarang menjadi penyebab masalah rumah tangga. Menurut Stafford, sesekali Anda dan pasangan boleh berfoya-foya membeli sesuatu yang jarang dibeli atau pergi ke restoran mahal setelah mencapai tujuan bersama. Bujet untuk menghabiskan uang tidak harus banyak, misalnya saja hal kecil seperti membeli es krim berdua di sore hari yang dapat membuat ikatan Anda dan suami terasa lebih dekat.
Cara ini juga dapat menjadi ajang berbagi tentang tujuan yang ingin dicapai oleh masing-masing pasangan. Stafford menambahkan bahwa menabung untuk masa depan memang penting, namun sesekali Anda membutuhkan kesenangan kecil setiap harinya.
3. Tidur Terpisah
Tidur di ranjang yang sama dianggap kewajiban penting bagi pasangan yang sudah menikah, namun jika Anda merasa lebih nyaman tidur terpisah dari suami maka sah-sah saja jika ingin tidur di ranjang terpisah. Seseorang yang mendengkur kencang atau memiliki kebiasaan tidur yang dapat mengganggu tidur nyenyak hanya akan membuat kesehatan pasangannya menurun karena insomnia.
Untuk itu, Stafford menyarankan bahwa tidur di ranjang yang terpisah boleh saja dilakukan asalkan yang terpenting adalah tidak lupa untuk tetap menghabiskan waktu intim bersama dengan memiliki perbincangan atau jadwal seks yang disetujui.