Jumat, 06 Juli 2012
Mengenal Kampung Inggris di Kediri
Sebutan Kampung Inggris atau yang sekarang populer dengan sebutan English Village, mempunyai sejarah yang panjang yang mengiringi perjalanannya. Entah sudah berapa puluh ribu, masyarakat dari berbagai daerah di Indonesia dari Sabang sampai Marauke yang pernah merasakan belajar Bahasa Inggris di Kampung Inggris Pare mulai dari tingkat paling dasar sampai tingkat lanjutan dengan biaya yang tentunya terjangkau.
Saat ini di Kampung Inggris Pare terdapat kurang lebih 140-an lembaga atau tempat kursus Bahasa Inggris, dan akan terus tumbuh dan berkembang seiring perjalanan waktu. Setiap tempat kursus Bahasa Inggris di Pare mempunyai metode belajar yang berbeda-beda dan tentunya ini dimaksudkan untuk memudahkan peserta belajar untuk menerima materi yang disampaikan. Metode belajar yang diterapkan tadi membuat proses belajar menjadi menyenangkan dan hal ini didukung juga oleh suasana perkampungan yang asri dan keramahan penduduk setempat.
Sebenarnya di Kampung Inggris tidak hanya terdapat lembaga atau tempat kursus Bahasa Inggris saja, tetapi juga tempat kursus Bahasa Arab, Mandarin, Jepang, Korea, dan Perancis. Selain tempat kursus bahasa asing, di Pare juga terdapat kursus komputer program dasar, design grafis, sempoa, dan juga pelatihan enterpreneur. Di Pare juga terdapat beberapa destinasi wisata yang pastinya menarik untuk dikunjungi.
Mr. Kalend Sang Pelopor
Banyak orang dari seluruh penjuru negeri ini yang mengetahui Kampung Inggris, tetapi diantara mereka belum banyak yang tahu, siapa tokoh dibalik kemahsyuran Kampung Inggris tersebut. Beliau tidak lain dan tidak bukan adalah M. Kalend O. seorang pelopor berkembangnya Kampung Inggris di Pare. Awal perjalanan beliau dimulai dari keinginan untuk merubah nasib dan menimba ilmu yang bermanfaat, maka beliau memutuskan untuk merantau ke Tanah Jawa.
Di Pulau Jawa, beliau menimba ilmu di Pondok Pesantren Modern Darussalam, Gontor, Ponorogo, Jawa Timur, menginjak kelas lima, beliau terpaksa meninggalkan bangku sekolah karena tidak sanggup menanggung biaya pendidikan. Bahkan, keinginannya untuk kembali pulang kembali ke kampungnya harus gagal karena ketidakadaan biaya untuk pulang.
Dalam situasi yang sulit itu, beliau diberitahu oleh temannya untuk menimba ilmu kepada (alm) KH Ahmad Yazid, tokoh agama Pare dan pengasuh Pondok Darul Falah yang terkenal menguasai sembilan bahasa. Kemudian Mr. Kalend meluruskan niat untuk berguru kepada Ustadz Yazid dengan harapan dapat menguasai minimal satu atau dua bahasa asing darinya. Beliau mulai tinggal dan belajar di pesantren tersebut.
Pada sebuah kesempatan, datang dua orang tamu mahasiswa dari IAIN Sunan Ampel, Surabaya. Kedatangan dua mahasiswa itu untuk belajar bahasa Inggris kepada Ustadz Yazid sebagai persiapan untuk menghadapi ujian negara yang akan dihelat dua pekan lagi di kampusnya. Kebetulan pada waktu itu Ustadz Yazid tengah pergi keluar kota dalam suatu urusan, sehingga kedua mahasiswa itu hanya ditemui oleh ibu Nyai Ustadz Yazid.
Entah dengan pertimbangan apa, Nyai Ustadz Yazid, meminta kedua mahasiswa itu untuk belajar kepada Mr. Kalend yang baru saja nyantri di situ. Atas permintaan Ibu Nyai, Mr. Kalend menyanggupi untuk membantu kedua mahasiswa tadi dan selanjutnya proses belajar mengajar pun dilakukan di serambi masjid secara intensif selama lima hari. Tak disangka, sebulan kemudian kedua mahasiswa tadi kembali dan memberitahu bahwa mereka telah lulus ujian.
Keberhasilan kedua mahasiswa tadi menyebar dikalangan mahasiswa IAIN Surabaya, dan banyak dari mereka akhirnya mengikuti jejak seniornya dengan belajar kepada Mr. Kalend. Promosi dari mulut ke mulut pun akhirnya menjadi awal cikal bakal terbentuknya Basic English Course (BEC) sebagai tempat kursus Bahasa Inggris pertama.
Selama hampir sepuluh tahun, pria kelahiran Kutai Kartanegara pada 20 Februari 1945 ini berjuang sendirian untuk menghidupkan lembaga kursusnya itu dan dengan segala rintangannya dia berhasil melakukannya dengan baik. Pada tahun 1990-an, banyak alumninya yang didorong untuk membuat lembaga kursus untuk menampung pelajar yang tidak mendapat kuota akibat membeludaknya pelajar di BEC. Lambat laun lembaga kursus di Pare semakin bertambah jumlahnya. Namun demikian kesemuanya mampu berjalan seirama tanpa adanya kompetisi negatif.
Basic English Course (BEC)
Archives
-
▼
2012
(292)
-
▼
Juli
(71)
-
▼
Jul 06
(13)
- 5 Fakta Unik Otak Manusia
- Manfaat Makan Bersama Keluarga Di Rumah
- Inilah Mobil-Mobil Buatan Tangan Anak Indonesia
- 10 MOBIL FERRARI dengan Konsep Yang Ramah Lingkungan
- Penemu Keyboard
- Close UP Kostum New Superman Movie 2013
- Kumpulan Foto Kocak Balotelli
- Seni Pensil Gambar 3D dari Nagai Hideyuki
- Inilah wajah asli Lord Voldemort
- Singkatan-Singkatan Penting Dunia Maya
- Makhluk Misterius Yang Ada Di Indonesia
- Mengenal Kampung Inggris di Kediri
- Kasihan! Ada 493.000 Sarjana Menganggur di Indonesia
-
▼
Jul 06
(13)
-
▼
Juli
(71)